Terlambat Lebih Baik Daripada Tidak Sama Sekali ??

Pepatah di atas telah sering kita dengar sejak kita kecil dulu. Mungkinkah karena pepatah itu jam karet masih tren banget di Indonesia?

Nah, sejak saya kuliah, nih, saya baru merasa bahwa pepatah populer itu telah mengakar kuat di pikiran mahasiswa. Dulu, waktu masih duduk di bangku sekolah, sejak TK sampai SMA, jam masuk sekolah ditentukan dan yang terlambat biasanya mendapat hukuman, minimal sanksi batin malu dengan teman-teman yang tidak terlambat. Tapi sejak kuliah, kan, jam masuk customized, dosen juga sudah menganggap mahasiswa sudah dewasa, sehingga masalah terlambat pun sudah jarang sekali diangkat ke permukaan.

Tapi tahukah kamu, ketika kamu terlambat kamu memaksa sekian puluh orang di kelas untuk tidak memperhatikan dosen selama sekian puluh detik? Saya, sebagai salah satu dari sekian puluh orang itu, sering merasa kesal ketika sudah mendapatkan feeling untuk memperhatikan dosen, lalu tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah mahasiswa [kadang berbondong-bondong] ke dalam kelas. Pengennya sih tetap fokus ke kuliah, tapi apa daya, hati saya selalu ngomel-ngomel pada si Penelat. Dan kejadian itu terjadi berkali-kali selama pelajaran. Minimal sampai 30 menit pertama dan maksimal sampai tidak terhingga karena mahasiswa juga sering keluar-masuk gak jelas secara bergantian selama kuliah. Bisa dibayangkan gimana hebohnya pintu kelas ber-kriat-kriut??

Seringnya, mahasiswa yang datang terlambat [di zaman sekarang] bukan karena terhalang sesuatu yang mendesak sehingga terlambat, tapi karena memang malas datang tepat waktu. Atau mereka memang sengaja datang terlambat supaya dilirik mahasiswa satu kelas [alias caper]? Hehe, no offense ya, kalau saya sih, malu sekali datang terlambat, lalu masuk dan semua mata memandang saya. 

Jadi apakah terlambat memang lebih baik dari tidak sama sekali? Mungkin iya untuk beberapa situasi. Misalnya dalam hal belajar, bolehlah kita mulai terlambat karena belajar tidak mengenal usia. Tapi kalau bisa semakin awal kita belajar, semakin baik bukan? Begitu pula jika kamu memang memiliki situasi yang memaksa untuk terlambat, mungkin masih tidak apa. Tapi bukankah situasi memaksa itu tidak terjadi setiap hari?

Saya sendiri pernah, kok, terlambat. Biasanya karena tidur kebablas jadi siap-siapnya jadi molor. Tapi kejadian itu masih bisa dihitung dengan jari satu tangan, alias jarang sekali terjadi. Menurut saya, ketika kita datang tepat waktu, artinya kita menghargai orang lain. Kalau kita menghargai orang lain, orang lain juga akan menghargai kita. 

Jangan terlambat lagi, ya!

Comments

  1. yah, tulisan yg menyentil. terima kasih

    ReplyDelete

Post a Comment