Aku memandangi surat berwarna
krem di tanganku. ‘Aku sudah tahu, aku
pasti lolos,’ pikirku sambil meremas kertas itu dan melemparnya ke sudut
kamar. Aku duduk di kamar apartemenku yang kumuh. Sudah tiga bulan aku belum
membayar sewa apartemen. Setelah ini, pasti akan aku lunasi biaya sewanya dan
segera pindah ke tempat yang lebih baik.
Aku segera bangkit ke kamar mandi
dan bersiap-siap untuk ke kantor manajemen artis yang telah meloloskanku di
audisinya. Aku memakai kaos dan jeans casual, tidak mau terlihat antusias
karena telah lolos audisi. Aku harus membuat mereka merasa merekalah yang
membutuhkanku, bukan sebaliknya.
Setelah siap, aku bergegas menuju
stasiun bawah tanah. Aku harus mengejar kereta ke arah MoonDale District pukul
9.00. Mungkin aku harus makan siang di sana, karena jadwal registrasi ulang
peserta yang lolos audisi baru pukul 1.00 siang nanti.
Gudhiluvia memiliki lima distrik,
yaitu Frontera, Smutek, EstrellaFall, MoonDale, dan PhoebusCrater. Frontera
adalah distrik pinggiran, lebih sepi daripada distrik tempatku tinggal. Sangat
sedikit orang yang tinggal di Frontera, mungkin karena daerahnya yang kurang
bersahabat, terdiri dari hutan-hutan dan karang terjal dimana masih banyak
hewan buas hidup di sana. Pemukiman penduduk di Frontera didominasi oleh
orang-orang miskin yang hidup dengan mencari kayu bakar dan bekerja di pabrik
pengolahan limbah di sana. Smutek, seperti juga Frontera, juga merupakan daerah
pinggiran, hanya saja daerahnya lebih bersahabat daripada Frontera. Di Smutek,
menjadi nelayan atau pedagang ikan menjadi mata pencaharian utama. Dikarenakan
Smutek yang berbatasan dengan laut berpantai landai, yang memungkinkan perahu
untuk menepi. Setelah Smutek adalah EstrellaFall, distrik yang menjadi
pertemuan antara penjual dan pembeli barang murah dan barang mahal. Di sini
banyak sekali pusat perbelanjaan, baik untuk kalangan menengah ke bawah hingga
kalangan menengah ke atas. Maka sudah pasti, EstrellaFall adalah pusat
perbelanjaan terpadat dan terlengkap di Gudhiluvia.
MoonDale adalah bagian dari Kota
Gudhiluvia yang menjadi pusat bisnis dan hiburan di kota tersebut. Pemukiman di
distrik ini didominasi oleh para
pengusaha dan selebritis tingkat atas Gudhiluvia. Jika di EstrellaFall menjadi
pusat jual-beli komoditas, di MoonDale dilakukan manajemen ‘balik layar’
komoditas-komoditas tersebut. Sedangkan PhoebusCrater adalah perbatasan
Gudhiluvia dengan kota sebelahnya.
Walaupun MoonDale bisa disebut
pusat kota, transportasi umum menuju distrik tersebut bisa dibilang tidak
mudah. Hanya ada tiga kali kereta bawah tanah menuju distrik tersebut dari
distrik tempatku tinggal, Smutek District, yaitu pagi pukul 8.00, siang pukul
3.00 dan malam pukul 9.00. Bisa jadi karena distrik tempatku tinggal adalah
daerah pinggiran di Gudhiluvia, yang jarang sekali orang keluar dari distrik
ini atau sebaliknya, menuju distrik ini. Jadi, mungkin pemerintah merasa kurang
penting untuk memperbanyak jadwal transportasi umum dari/ke stasiun Smutek.
Aku berjalan cepat di trotoar
yang sepi pejalan kaki. Jalan raya pun tidak ramai kendaraan. Sebagian besar
penduduk distrik ini sibuk di pelelangan ikan atau pasar sayuran. Jarang yang
bekerja di kantor, karena di sini yang disebut kantor hanyalah beberapa
barbershop, tempat penukaran mata uang, bank, rumah sakit dan sekolah. Bisa
dibayangkan betapa sederhananya kehidupan di distrik ini. Aku sendiri terpaksa
memilih tinggal di sini karena hanya di sinilah aku bisa mendapat sewa
apartemen yang sangat murah.
Akhirnya aku sampai di stasiun
bawah tanah, tepat saat kereta memasuki stasiun. Stasiun itu tampak tidak
terlalu sibuk. Hanya terlihat beberapa orang berpakaian seragam kantor yang
mungkin akan berangkat kerja di MoonDale atau di stasiun distrik berikutnya,
PhoebusCrater. Sebelum MoonDale ada EstrellaFall, distrik yang merupakan pusat
perbelanjaan mewah. Di Gudhiluvia, jam kerja dimulai pukul 9.00 ke atas. Hanya
beberapa instansi saja yang menetapkan jam kerja lebih awal dari itu, misalnya
sekolah yang dimulai pukul 8.00 atau rumah sakit yang buka 24 jam.
Aku, bersama beberapa orang-orang
berseragam itu, bergegas masuk ke kereta yang masih kosong. Stasiun ini adalah
stasiun kedua, setelah stasiun kereta bawah tanah pertama di Frontera. Aku,
seperti orang-orang lainnya, segera mencari sudut yang paling nyaman, karena
untuk sampai di MoonDale akan dibutuhkan waktu sekitar dua jam.
Aku melihat pemandangan laut dari
kejauhan bergantian dengan rumah pemukiman penduduk yang masih jarang. Hanya
sedikit suara terdengar di gerbong ini. Sayup-sayup terdengar obrolan pelan
orang berseragam tadi, mungkin membicarakan pekerjaan. Aku tidak peduli. Aku
sibuk menyusun rencana karir baruku sebagai artis. Jelas, aku tidak bisa
belama-lama menikmati pekerjaan itu. Mungkin hanya dua-tiga film, beberapa
iklan dan kesemuanya harus tanpa skandal yang terlalu mencolok, sebelum
akhirnya aku harus kembali menarik diri ke masyarakat umum, bersembunyi
menghabiskan uang hasil kerjaku selama beberapa tahun sebelum harus mencari
pekerjaan lainnya. Ya, aku tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun demi bisa
berbaur dengan tenang di dunia ini.
Tiba-tiba aku teringat gadis
bergaun hijau saat itu. Jelas dia adalah makhluk Bintang Calvera lainnya. Kalau
begitu, besar kemungkinan ada lebih banyak makhluk Calvera yang lari ke bumi
ini daripada dugaanku sebelumnya. Apakah gadis itu memiliki keluarga? Dia bahkan
tidak mau repot-repot menyembunyikan kekuatannya. Siapakah dia?
Hmm, jika dia lolos audisi ini,
hari ini aku pasti akan bertemu lagi dengannya. Mungkin akan ada banyak
kesempatanku menggali informasi tentang makhluk Calvera sebentar lagi. Ya, aku
harus lebih berhati-hati. Jika gadis itu salah satu seperti ayahku, aku
benar-benar harus lebih hati-hati.
Comments
Post a Comment