Ini 6 Waktu Mustajab untuk Berdoa, Masih Mau Ngabuburit?

Ngabuburit


Ngabuburit, sebuah kata yang akan sangat sering kita dengar di setiap bulan Ramadhan. Kata ini identik dengan kesan gaul, asyik dan bikin Ramadhan jadi lebih berkesan. Benarkah demikian? Sebenarnya apa, sih, ngabuburit itu?

Ngabuburit berasal dari Bahasa Sunda. Jika kita merujuk pada Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Basa dan Sastra Sunda (LBSS), ngabuburit memiliki asal kata dari ngalantung ngadagoan burit, yang berarti bersantai sambil menunggu waktu sore. Burit artinya adalah sore hari, antara pukul 15.30 hingga 17.30, atau sekitar waktu setelah sholat Ashar sebelum matahari terbenam.

Jadi, jika boleh menyimpulkan dari asal-usul kata ngabuburit di atas, sebenarnya ngabuburit ini tidak ada hubungannya dengan bulan Ramadhan atau bulan puasa. Mungkin saja, kebanyakan dari kita menunggu waktu sore atau waktu maghrib pada saat bulan puasa. Mungkin karena sudah tidak sabar mencicip kolak pisang yang sudah dibeli, ya? Jadi, sebenarnya ikhlas nggak, sih, puasa kita?

Namanya anak muda, pasti nggak jauh-jauh dari kumpul-kumpul dan bergaul. Mungkin inilah sebabnya ngabuburit sering diisi dengan kegiatan kumpul-kumpul dan bergaul santai. Ya, walaupun belakangan ini ngabuburit tidak hanya diramaikan oleh anak muda, melainkan juga para orang tua yang sudah ‘berbuntut’ pun mulai ikut-ikutan tren ngabuburit ini. Kebanyakan ngabuburit yang dilakukan selama bulan Ramadhan ini diisi dengan kegiatan ngobrol cantik di kafe favorit (sambil nunggu pesanan kopi yang diantar saat jam maghrib), jalan keliling kota atau pusat keramaian, cuci mata di mall, atau sekedar bersantai ditemani televisi yang diisi dengan beragam sinetron, acara komedi atau acara khas Ramadhan sambil menunggu adzan maghrib ‘menyela’ tayangan iklan.

Hmmm, coba deh kita pikir kembali esensi dari bulan Ramadhan itu sendiri. Pasti sudah sepakat, kan, kalau bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh ampunan, penuh dengan ‘obral pahala’ dan mengandung begitu banyak berkah di dalamnya? Bulan ini hanya ada satu dalam satu tahun, yang belum tentu bisa kita jumpai lagi tahun depan. Yakin kita mau habiskan waktu yang terbatas ini hanya untuk have fun cuci mata sambil menunggu waktu maghrib tiba?

Tahukah kamu bahwa ada waktu-waktu mustajab untuk kita berdoa? Yang mana jika kita berdoa di waktu-waktu ini, niscaya doa kita tidak akan tertolak, atau dalam arti lain, Allah berjanji pasti mengabulkannya. Waktu-waktu tersebut adalah sebagai berikut:
1.       Saat sahur, saat menjelang subuh – sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758).
2.       Waktu di hari Jumat, ba’da Ashar sampai matahari tenggelam – dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di hari Jum’at terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia berdiri melaksanakan shalat lantas ia memanjatkan suatu do’a pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi apa yang ia minta.” Dan beliau berisyarat dengan tangannya akan sebentarnya waktu tersebut. (HR. Bukhari, no. 935; Muslim, no. 852)
3.       Sepanjang bulan Ramadhan dan di waktu menjelang berbuka – Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan hal ini di sela-sela penyebutan hukum puasa. Hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a, akan dikabulkan.” (HR. Al-Bazaar. Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 10: 14 mengatakan bahwa perowinya tsiqoh -terpercaya-. Lihat Jami’ Al-Ahadits, 9: 224).
Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
4.       Pada hari Arafah – Rasulullah pernah bersabda, “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
5.       Waktu antara adzan dan iqamah – dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah (kala itu).” (HR. Ahmad, 3: 155. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
6.       Setelah sholat fardhu, setelah atau sebelum salam – ada dua pendapat mengenaii waktu mustajab berdoa setelah sholat fardhu. Pendapat pertama mengartikan setelah sholat fardhu adalah setelah tasyahud sebelum salam seperti dalam hadits “Jika salah seorang di antara kalian bertasyahud, maka mintalah perlindungan pada Allah dari empat perkara yaitu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari kejelekan Al Masih Ad Dajjal, kemudian hendaklah ia berdoa untuk dirinya sendiri dengan doa apa saja yang ia inginkan.” (HR. An-Nasa’i no. 1310. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Sementara itu, pendapat kedua mengartikan setelah sholat fardhu adalah setelah salam, seperti ‘Ali bin Abi Thalhah berkata, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Jika engkau telah selesai (dari shalat atau ibadah, pen.), maka berdo’alah.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 599)

Dari waktu-waktu mustajab di atas, ternyata di bulan Ramadhan ada keistimewaan tersendiri terkait mustajabnya berdoa. Doa orang yang berpuasa itu tidak akan tertolak, apalagi pada saat menjelang berbuka. Sementara kita, saat waktu sedang mustajab-mustajabnya, justru sedang asyik ketawa-ketiwi hepi di kafe langganan. Atau bahkan sedang seru scrolling baju untuk lebaran? Jangan sampai tulisan ‘Ramadhan Mubarak’ hanya tercantum di status sosmed, broadcast pesan whatsapp atau spanduk-spanduk di mall, sementara kita anteng-anteng saja tidak mengejar keberkahan Ramadhan.


Jadi, masih mau ngabuburit?

Comments