KKN-BBM 45 Kab.Sampang Kec.Jrengik Desa Asem Nonggal - Chapter 3 : Niat baik yang Tertunda

Sepertinya setelah ini akan ada banyak postingan dilengkapi foto yang menunjang tentang kisah KKN saya karena akhirnya saya sudag dapat softcopy foto-foto yang ternyata banyaknya bukan main. Baru saja saya buka-buka folder foto dengan tujuan awal mencari foto yang bisa membangunkan sisi melankolis, tapi ternyata foto yang membuat saya teringat kejadian konyol justru membatalkan niat saya untuk posting foto-foto mellow.

Mungkin bagi beberapa pembaca kejadian tidak ada lucu-lucunya tapi entah mengapa begitu saya lihat bukti kebodohan kami berupa foto kok ya saya jadi tertawa sendiri mengingatnya. Jadi, sebelumnya saya minta maaf kalau ternyata hal yang saya pikir lucu ini ternyata garing bagi Anda.

Ceritanya begini, pada hari kesekian setelah kedatangan kami di Desa Asem Nonggal, ada pengajian pertama yang menurut kami sebaiknya kami hadiri. Hitung-hitung sebagai ajang kenalan, mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar, dan lain sebagainya. Intinya, niat kami saat itu sangat baik, antara ikut pengajian yang artinya mengaji dan berdoa juga bersilaturahmi. 

Jadilah, setelah maghrib kami bersiap-siap untuk berangkat ke lokasi pengajian. Seperti biasa, para wanita selalu berdandan dulu kalau mau kemana-kemana. Kalau teman yang cowok, sih, cuma bingung cari sarung. Sebenarnya waktu berdandan kami tidak lama, cuma berganti baju yang sekiranya pantas untuk menghadiri pengajian, pakai jilbab, selesai. Tapi, begitu kami selesai bersiap, kami foto-foto dulu. Maklum, sudah lama kami tidak berpakaian rapi karena hari-hari sebelumnya hanya mendekam di rumah [seingat saya waktu itu belum ada program kerja yang jalan]. 

Setelah sesi foto-foto, kami keluar rumah, bergabung dengan teman cowok yang juga akan menghadiri pengajian. Saya ingat saat itu Pak Kepala Desa juga ikut menunggu kami bersiap-siap. Lalu, cucu Pak Kepala Desa datang naik sepeda ontel. Pak Kepala Desa bertanya ke cucunya, apa pengajiannya sudah mulai? Lalu si cucu menjawab, "Mareh lah.." Artinya: Sudah selesai. Kami yang sudah siap mau berangkat, langsung terdiam. Krik.. krik.. krik...

Nih, saksi bisunya:







Setelah gagal ikut pengajian itu, seingat saya pengajian berikutnya kami tidak lagi ribut mau ikut. Tapi saya sempat sukses ikut muslimatan di dusun sebelah pada satu malam, walaupun saat itu ikut pengajian memang 'ada udang di balik batu'. Mungkin kesuksesan ikut pengajian ba'da maghrib di sana adalah tidak foto-foto dulu sebelum berangkat. #guyonankeringkerontang

Comments