Hijab, atau mungkin ada yang menyebutnya jilbab atau baju muslimah,
akhir-akhir ini sedang populer sekali di kalangan muslimah Indonesia.
Hal ini cukup menggembirakan mengingat zaman dulu, ibu-ibu kita sulit
sekali memakai jilbab. Bukan karena faktor internal, tapi faktor
eksternal seperti peraturan di tempat kerja, pandangan masyarakat umum
dan lain-lain yang umumnya menjadi penghalang. Bahkan dulu sering saya
dengar bahwa sebaiknya wanita baru berhijab setelah menikah saja, atau
paling tidak setelah sudah dapat kerja. Why?
Ternyata hal ini tidak lain karena masih adanya anggapan bahwa hijab akan menghalangi seseorang untuk berkarir. Laki-laki pun akan menjadi tidak tertarik dengan wanita yang berpakaian tertutup dan hanya tampak wajah dan telapak tangan. Padahal, bukankah kita ingin agar perusahaan menilai kita dari kompetensi kita, bukannya dari penampilan fisik kita? Dan bukankah kita ingin calon suami memilih kita karena hati dan kepribadian kita, bukannya dari keseksian tubuh kita yang suatu hari akan pudar?
Ternyata hal ini tidak lain karena masih adanya anggapan bahwa hijab akan menghalangi seseorang untuk berkarir. Laki-laki pun akan menjadi tidak tertarik dengan wanita yang berpakaian tertutup dan hanya tampak wajah dan telapak tangan. Padahal, bukankah kita ingin agar perusahaan menilai kita dari kompetensi kita, bukannya dari penampilan fisik kita? Dan bukankah kita ingin calon suami memilih kita karena hati dan kepribadian kita, bukannya dari keseksian tubuh kita yang suatu hari akan pudar?
Alhamdulillah, makin ke sini tampaknya pemikiran-pemikiran anti-hijab seperti di atas sudah tidak berlaku lagi. Semakin banyak wanita yang
memutuskan berhijab, bahkan banyak komunitas-komunitas wanita berhijab yang fashionable. Perancang mode dan produsen pakaian sekarang ini pun
berlomba-lomba menyediakan pilihan model hijab yang paling keren dan modern. Memang tampaknya hal ini
sangat positif karena bisa menarik wanita untuk mau memakai hijab tanpa
terlihat 'kuno', ribet, atau seram seperti ninja #ehh
Nah, tapi
mari kita pikirkan lagi. Apa benar niat kita memakai hijab untuk
menjalankan perintah Tuhan? Atau hanya karena ingin tampil fashionable?
Saya melihat hijaber sekarang ini tampil modis dan cantik, apalagi
setiap ada acara berkumpul dengan komunitas hijabnya. Apa mereka
berkumpul untuk memperbaiki pemakaian hijabnya supaya lebih benar? Atau
hanya 'jor-joran' penampilan, ingin tampil paling keren, paling up to date? Hanya diri kita sendiri yang tahu jawabannya karena yang tahu niat kita apa, ya, hanya kita dan Tuhan saja yang tahu.
Kamu mau kan menjadi muslimah yang semakin baik dari hari ke hari? Jika ya, berikut ini beberapa aturan yang harus kita ikuti agar bisa memakai hijab yang syari, atau sesuai dengan aturan Islam:
- Menutup seluruh badan - sudah pasti diketahui bahwa hijab adalah penutup. Artinya, hijab yang sesuai aturan Islam adalah kain yang menutup seluruh tubuh, kecuali bagian-bagian yang biasa tampak seperti wajah dan telapak tangan. Maka, memakai kaus kaki merupakan hal yang wajib karena kaki juga termasuk aurat. Manset tangan juga bisa menjadi wajib dikenakan untuk mencegah bagian pergelangan tangan kita tersingkap.
- Tidak ketat ataupun menerawang - pakaian yang dipakai pun tidak boleh ketat membentuk tubuh ataupun menerawang. Maka, pastikan pakaian yang kamu pakai longgan dan berbahan tebal supaya auratmu benar-benar tertutup sempurna.
- Bukan sebagai perhiasan - ketahuilah bahwa hijab yang kamu gunakan adalah pakaian yang membantumu menutup aurat, bukan hiasan yang harus membuatmu tampak lebih cantik. Maka, janganlah memakai hijab yang tampak berlebihan sehingga menarik perhatian lawan jenis. Semakin sederhana hijab yang kamu pakai, akan tampak semakin cantik pula kamu di hadapan Allah.
- Tidak menggunakan wewangian - berdasarkan hadis Rasulullah, siapapun wanita yang memakai wewangian dan melewati kaum laki-laki agar mencium aroma wewangiannya, maka dia telah berzina. Maka, tidak memakai wewangian termasuk aturan untuk seorang wanita berhijab syari.
- Tidak menyerupai laki-laki - seorang wanita dilarang untuk memakai pakaian yang menyerupai pakaian laki-laki.
- Tidak menarik perhatian - poin terakhir yang harus kamu ingat adalah, fungsi pakaian secara syari adalah untuk menutup aurat, bukan untuk mengikuti tren atau mencari popularitas agar dipuji oleh manusia. Maka, sebagai satu syarat untuk memakai hijab syari adalah tidak menjadikannya sebagai 'alat' menarik perhatian ataupun mengejar popularitas.
Sebenarnya syarat-syarat di atas tidak sulit, bukan? Mari berhijrah dan mulai memakai hijab yang syari, yuk!
Comments
Post a Comment