Awalnya saya mengajari adik sepupu saya yang masih SMP mengerjakan soal-soal matematika. Saya heran kok sepertinya dia tidak bisa sama sekali mengerjakan soal faktorisasi aljabar. Lalu akhirnya saya semakin heran mendengarkan ceritanya tentang guru matematikanya. Guru itu akan marah jika ada siswa bertanya, bahkan mengancam akan mencoret wajah siswa yang bertanya. Nah lho, guru macam apa itu?
Bukankah guru seharusnya senang kalau ada siswa yang bertanya? Artinya, kan, siswa memperhatikan dan mau berpikir sehingga menemukan sesuatu yang tidak dia mengerti. Tapi juga jangan yang tanya terus juga sih, malu-maluin malah.. Hehe..
Menurut saya, guru zaman sekarang aneh. Banyak yang tidak suka menerangkan pelajaran di kelas dengan alasan supaya siswa lebih aktif mencari sendiri ilmunya. Padahal, menurut saya pribadi, siswa juga manusia, yang banyak dari mereka punya karakter X seperti saya yang akan malas mencari-cari sampai 'disodorkan' di hadapan saya. Jadi, bagaimanapun, menerangkan materi tetap menjadi kewajiban guru, lalu bisa dilanjutkan memberi tugas atau apa yang 'memaksa' siswa untuk eksplorasi sendiri. cmiiw
Keanehan yang kedua, guru selalu menekan siswa untuk mendapat nilai bagus. Sebenarnya bukan hanya guru, tapi juga orang tua dan lingkungan sekitar (agak oot nih), tapi orang tua dan lingkungan, kan, bisa dibilang 'guru'
kita juga. Nah, tekanan tentang nilai ini merupakan hal yang bisa berimbas negatif untuk siswa. Akhirnya siswa 'terpaksa' untuk nyontek, ngerpek, dan lain-lain demi nilai bagus, tapi gak dapet ilmu yang sebenarnya. Dapet, sih, ilmu ngerpek. Hehehe, ini alibi bukan?
Jadi ingat film Gokusen dari Jepang, sama film God of Study dari Korea, yang menunjukkan sosok guru yang sesungguhnya. Menekankan pada siswa, bahwa yang penting adalah proses, bukan hasil. Bahwa guru memang adalah seseorang yang digugu dan ditiru. Lha, guru sekarang justru memberi peluang untuk siswa nyontek saat UAN? Hehe..
Nih, sayakasih spoiler cover filmnya.. Hehee, gak penting --a
Film Gokusen dari Jepang |
Film God of Study dari Korea |
Saya jadi berpikir, bahwa guru berkewajiban tidak hanya mengajarkan kepada siswa pelajaran, melainkan guru juga harus menanamkan kesadaran pada siswa bahwa yang mereka butuhkan adalah ilmu, bukan nilai. Guru harus bisa memotivasi siswa supaya mau terus belajar bagaimanapun caranya. Bahkan guru tidak hanya wajib mengajari siswa tentang ilmu pelajaran, tapi juga mengajari moral kepada siswa. Itulah mengapa guru adalah orang tua kedua. Dan itulah mengapa guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Karena guru 'yang benar' memberi kita ilmu yang bermanfaat yang akan kita gunakan di kehidupan sampai kita mati.
Comments
Post a Comment