Judul di atas adalah kalimat yang sangat menusuk jiwa-raga saya saat kuliah umum hari Jumat lalu. Dengan santainya, Pak Dosen Tamu berkata demikian.
Banyak orang, khususnya saya sendiri, yang belajar ekonomi tapi tidak berperilaku ekonomis. Mungkin banyak yang bilang, kuliah di ekonomi nanti orangnya pelit-pelit. Tapi tidak dengan saya. Untuk hal-hal yang berkaitan dengan keinginan, saya tidak pelit. Bahkan kalaupun keinginan saya itu bukan termasuk hal-hal yang dibutuhkan. Apalagi kalau sedang merasa banyak 'celah' yang bisa saya ambil dengan anggapan 'ah, bulan depan ditutup lagi'. Tapi ya begitulah terjadi terus sampai akhirnya saya sadar, 'celah' itu kian 'sempit'. Ah, terlalu banyak tanpa petik, tapi saya harap Anda mengerti maksud saya. Hehe
Baru ketika menyadarai 'penyempitan' itu, saya merasa bersalah telah boros selama ini. Tekad saya untuk menghentikan keborosan mulai timbul lagi dan semoga tekad ini bisa long-lasting. Mungkin saya harus menghentikan up date info di forum FD (mungkin ada yang tau forum ini) dan di online shop yang biasanya saya lihat setiap minggu. Mungkin saya harus menahan dengan menghela nafas saja kalo ada temen cerita lagi beli ini, sedang PO itu. Demi kemaslahatan tabungan saya di masa depan.
Memang suliiiiiiit sekali ketika kita sudah terbiasa boros untuk berubah menjadi hemat. Tapi, bagaimanapun harus berusaha untuk menghilangkan sifat boros itu. Ibu saya sering bilang, "Nduk, kamu itu perempuan, bagaimanapun besok kamu mengatur keuangan rumah tangga. Lha kalo kamu boros, berapapun pemasukan pasti akan kuraaaang ajaa. Kalo kamu udah biasa hemat, besok mau ngeluarin uang itu juga gampang. Tapi kalo kamu udah biasa boros, mau ngempet buat hemat itu sulit."
Perkataan itu ibu bilang ke saya lama sekali, tapi saya masih ingat, apalagi kalo sindrom beli-beli saya sedang akut. Itulah salah satu alasan saya merasa bersalah sekali, sudah menghamburkan uang beberapa bulan terakhir ini.
Saya menulis di sini, dengan maksud, selain sharing, saya ingin menjadikan diri saya malu sendiri kalo boros lagi, padahal udah nulis tulisan seperti ini di ruang publik. Semoga tekad hemat mulai sekarang bisa dijalani dengan istiqomah.. Amin..
Banyak orang, khususnya saya sendiri, yang belajar ekonomi tapi tidak berperilaku ekonomis. Mungkin banyak yang bilang, kuliah di ekonomi nanti orangnya pelit-pelit. Tapi tidak dengan saya. Untuk hal-hal yang berkaitan dengan keinginan, saya tidak pelit. Bahkan kalaupun keinginan saya itu bukan termasuk hal-hal yang dibutuhkan. Apalagi kalau sedang merasa banyak 'celah' yang bisa saya ambil dengan anggapan 'ah, bulan depan ditutup lagi'. Tapi ya begitulah terjadi terus sampai akhirnya saya sadar, 'celah' itu kian 'sempit'. Ah, terlalu banyak tanpa petik, tapi saya harap Anda mengerti maksud saya. Hehe
Baru ketika menyadarai 'penyempitan' itu, saya merasa bersalah telah boros selama ini. Tekad saya untuk menghentikan keborosan mulai timbul lagi dan semoga tekad ini bisa long-lasting. Mungkin saya harus menghentikan up date info di forum FD (mungkin ada yang tau forum ini) dan di online shop yang biasanya saya lihat setiap minggu. Mungkin saya harus menahan dengan menghela nafas saja kalo ada temen cerita lagi beli ini, sedang PO itu. Demi kemaslahatan tabungan saya di masa depan.
Memang suliiiiiiit sekali ketika kita sudah terbiasa boros untuk berubah menjadi hemat. Tapi, bagaimanapun harus berusaha untuk menghilangkan sifat boros itu. Ibu saya sering bilang, "Nduk, kamu itu perempuan, bagaimanapun besok kamu mengatur keuangan rumah tangga. Lha kalo kamu boros, berapapun pemasukan pasti akan kuraaaang ajaa. Kalo kamu udah biasa hemat, besok mau ngeluarin uang itu juga gampang. Tapi kalo kamu udah biasa boros, mau ngempet buat hemat itu sulit."
Perkataan itu ibu bilang ke saya lama sekali, tapi saya masih ingat, apalagi kalo sindrom beli-beli saya sedang akut. Itulah salah satu alasan saya merasa bersalah sekali, sudah menghamburkan uang beberapa bulan terakhir ini.
Saya menulis di sini, dengan maksud, selain sharing, saya ingin menjadikan diri saya malu sendiri kalo boros lagi, padahal udah nulis tulisan seperti ini di ruang publik. Semoga tekad hemat mulai sekarang bisa dijalani dengan istiqomah.. Amin..
Comments
Post a Comment