Apa yang terjadi di masa lalu sebenarnya bukan sesuatu yang
harus disesali, apalagi diratapi hingga membuat sakit hati. Tapi terkadang
perasaan manusia terlalu lemah hingga merasa masa lalu begitu membayangi.
Seakan dia bisa mengubah yang sudah terjadi, dengan berkata: “Seandainya saja…”
Aku tidak tahu seperti apa hari ini jika yang aku sebut dengan
‘seandainya saja’ itu benar-benar terjadi. Apakah aku akan seperti saat ini?
Apakah aku akan tetap menghargai hari ini? Ataukah aku akan tetap bersyukur
dengan semua yang aku miliki?
Segala yang terjadi tidak mungkin terjadi jika bukan tanpa
izin-Nya. Dengan sepengetahuan-Nya, manusia belajar dengan segala
kesalahan-kesalahannya. Manusia belajar pada masa lalunya.
Masa lalu adalah pelajaran. Saat kita berhenti untuk menoleh
kembali, sedikit rasa sakit dan sesal menelisik di hati. Namun, kita tidak
boleh berhenti di situ saja. Tanyakanlah, apakah langkah yang kita ambil dulu membawa
ke kebenaran? Apakah masa lalu yang kita miliki baik untuk akhirat nanti? Jika
tidak, selalu ada jalan untuk mengubah arah tujuan. Sakit dan sesal itu
hanyalah bumbu agar manusia kembali menggunakan logikanya. Sebuah logika untuk
bertanya, maukah dia merasakan hal yang sama? Maukah dia kembali ke kegelapan yang
sama?
Beruntung manusia-manusia yang masih mendapat cinta-Nya. Di
segala kesempatan dia berbuat salah, dibuat-Nya luka, kesedihan, dan kesakitan.
Semua agar kita kembali pada-Nya. Sebuah pengingat bahwa dia harus kembali pada
Allah Ta’ala. Dan kesalahan itu? Cukup menjadi pelajaran dan pecutan untuk
segera mengubah diri.
Dan aku pun tahu. Jika apa yang kupikir ‘seandainya saja’
itu terjadi, mungkin saja aku masih ada di jurang yang sama, penuh penyesalan
dan kebodohan.
“Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusan), serta janganlahh sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’. Karena sesungguhnya perkataan ‘seandainya’ akan membuka (pintu) perbuatan setan,” (HR. Muslim no. 2664)
Comments
Post a Comment