Bismillah..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Kalau kamu sudah baca postingan tentang perjalanan kehamilan saya di post sebelumnya, maka kamu mungkin notice kalau bayi saya lahir sangat kecil, hanya 2,56 kg. Selama hamil, khususnya di trimester ketiga, dokter memang sudah bilang kalau ukuran janin saya tidak sesuai dengan usia kehamilan. Akan tetapi, dokter tidak menyarankan apa-apa kecuali saya harus makan makanan sehat dan bergizi. Menurut saya, sih, saran seperti itu sedikit menyebalkan, karena seakan-akan selama ini saya tidak makan makanan bergizi. Padahal, sebagai ibu hamil pasti berusaha banget jaga makanan dan minuman demi kesehatan bayinya, kan? Hmmm, atau mungkin saya saja, ya, yang sensi? Hehehe...
Sampai akhirnya saya memeriksakan kehamilan ke dokter fetomaternal. Saat itu saya ke dokter feto bukan karena permasalahan ukuran janin, melainkan untuk memeriksakan kondisi air ketuban. Namun, melalui dokter feto itulah sedikit ada pencerahan mengapa janin dalam kandungan saya ukurannya kecil. Mungkin, bisa jadi, janin saya kecil karena saya menderita anemia!
Sebenarnya dokter fetomaternal menyatakan bahwa ukuran janin saya masih tergolong normal, meski memang lebih kecil daripada seharusnya. Tapi, yang beliau tekankan adalah saya harus mengetahui kadar Hb saya, apa penyebab anemia yang saya alami agar tahu bagaimana cara mengatasinya. Karena, meski Hb rendah pada ibu hamil adalah normal, namun jika terlalu rendah pun berbahaya. Hal inilah yang selama ini tidak pernah dinotice oleh dokter kandungan saya sebelumnya.
Dikarenakan ada kecurigaan saya mengalami anemia, maka dokter feto meminta saya untuk periksa lab kembali. Sayangnya, pada saat itu saya tidak bisa konsul hasil lab dengan dokter feto tersebut karena saya harus ke Surabaya untuk persiapan melahirkan. Jadilah, saya melanjutkan konsul dan pemantauan ukuran janin di Surabaya.
Di Surabaya, lagi-lagi dokter tidak mempermasalahkan kadar Hb saya. Beliau anggap kadar Hb saya normal (Hb 10.6 ; MCV 73,5), namun ukuran janin memang lebih kecil dari seharusnya. Satu pesan dokter untuk membantu mengejar ketertinggalan BB: makan es krim! Hahaha :D
Sebenarnya sebelumnya saya sudah tahu bahwa salah satu trik untuk bantu bayi dalam kandungan cepet gendut adalah dengan makan es krim. Namun, karena banyaknya 'doktrin' (?) bahwa bayi gendut karena es krim/gula itu tidak baik, maka saya tidak mau melakukan trik tersebut. Tetep saya keukeuh buat stay makan makanan sehat, susu, dan cemilan secukupnya.
Tapi pada akhirnya saya nyerah. Idealisme saya kalah dengan rasa khawatir BBLR (dan memang no more idealis-idealis sejak saya jadi ibu, hehe). Utang BB bayi cukup banyak dan jika semakin dibiarkan akan semakin jauh gap yang harus ditutup. Bahkan, 3 hari sebelum saya melahirkan (38 weeks), berat bayi kurang lebih masih 2,3 kg.
Jadi, apa saja sih yang saya lakukan untuk ikhtiar naikin berat badan bayi dalam kandungan? Ada beberapa tips menaikkan berat badan janin dalam kandungan yang rutin saya lakukan seeetiap hari sampai bayi saya lahir:
1. Naikin kadar Hb
Meski dokter kandungan saat itu bilang Hb saya normal, namun ayah saya tetap bersikeras bahwa saya harus menaikkan kadar Hb saya. Karena sekitar dua bulan sebelum HPL, saya periksa darah lengkap hasilnya Hb saya terus turun. Kadar Hb yang rendah, selain bisa menjadi penyebab BBLR dan gangguan janin lainnya, juga bisa berbahaya saat proses persalinan. Maka, saya mengkonsumsi suplemen tambah darah 2 kapsul sehari. Sepertinya saat menjelang persalinan Hb saya sudah mulai bagus, makanya bisa lebih cepat naik BB janinnya, 200gram-an dalam 3 hari!
2. Makan es krim
Ini nih yang 'menggila' selama trimester ketiga. Sehari saya makan 2-3 cup es krim. 'Obat' yang menyenangkan, bukan? Saat itu sedang bulan Ramadhan, saya mengambil rukhshah untuk tidak puasa. Di cuaca Surabaya yang panaaaas sekali saya makan es krim di siang bolong. Jadi bikin ngiler serumah 😬
3. Minum susu kedelai
Ya, spesifik susu kedelai. Susu kedelai bisa 'boost' your baby weight fast! Meski di saya nggak fast-fast amat karena sampai akhir kenaikan berat bayi cukup signifikan meski masih hampir ga kekejar. Tapi saya cukup yakin kalau susu kedelai inilah yang menjadi cara ampuh menaikkan berat badan bayi dalam kandungan dengan cepat.
4. Minum susu yang banyak
Nggak cukup susu kedelai, saya juga minum susu ibu hamil di pagi hari dan susu full cream plain yang dijus dengan kurma. Ini enaaaak banget dan bisa jadi 'cemilan' sehat. Selain itu, mengkonsumsi kurma saat hamil juga bantu memperlancar persalinan, lho! Saya ngerasain persalinan yang saya lalui cukup lancar, saya rasa karena susu kurma ini, biidznillah.
5. Minum air jeruk + madu
Air jeruk mengandung vitamin C, katanya bisa bantu penyerapan zat besi di tubuh. Dengan madu, sebagai pemanis alaminya. Kalau lagi nggak enak badan, seperti gejala pilek atau batuk, air jeruk hangat dikasih madu ini bisa jadi obat alami juga buat bumil. Jeruk bisa pakai jeruk peras, lemon, ataupun jeruk nipis, ya!
6. Minum sari kacang hijau
Kalau yang ini saya nggak tau apa bermanfaat buat berat badan janin apa nggak. Tapi dari awal hamil, ibu mertua saya selalu bikinin sari kacang hijau. Katanya bagus buat janin, jadi saya manut aja dan lanjutin kebiasaan ini sampai sekarang saya menyusui.
Selain semua minuman di atas, saya juga cemilin makanan high calorie, seperti samosa (isi kentang dengan bumbu kare), pastel (isi sayuran dan telur), roti, coklat, dan lain-lain. Dengan makanan segitu banyak, saat berat saya naik sekilo, eh janinnya cuma nambah 100 sampai 200gram-an. Dalam 2 minggu. Irit, ya?
Tapi alhamdulillah, baby akhirnya lahir paaas 2,56 kg. Mini, memang, tapi yang terpenting sehat dan selamat. Sekarang PR-nya adalah makan makanan yang sehat supaya ASI cukup memenuhi kebutuhan baby aja. Doakan supaya baby sehat terus, ya!
Comments
Post a Comment