Lagi, tentang KKN BBM 45 UNAIR yang sangat berkesan bagi
saya.
Lokasi KKN kami, seperti di post saya sebelumnya, bertempat
di Pulau Madura, tepatnya Kabupaten Sampang Kecamatan Jrengik Desa Asem
Nonggal. Secara geografis, desa tersebut terletak di perbatasan antara
Bangkalan dan Sampang. Artinya, Desa Asem Nonggal relatif lebih dekat dengan
Surabaya dibanding desa-desa lainnya di Kecamatan Jrengik. Dari situ, jika
dibayangkan seharusnya desa ini lebih maju daripada desa lainnya. Kan, lebih
dekat.
Untuk mencapai desa Asem Nonggal, dibutuhkan waktu sekitar
1,5 sampai 2 jam setelah lepas dari Jembatan Suramadu. Dengan jalan yang
berkelok-kelok dan gelap gulita ketika malam hari dan macet parah pada siang
hari (karena melewati beberapa pasar yang bahkan sapi bisa bebas di tengah
jalan), perjalanan menuju Asem Nonggal cukup bisa dinikmati dengan iringan
lagu-lagu dangdut maupun pop dan berjoget ria dengan gaya pegang ulekan (itu loh, alat buat ngulek
#gataubahasaindonesianyaapa).
Setelah beberapa lama, kita akan menemukan sebuah jalan yang
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil di kanan jalan. Jalannya bagus,
beraspal mulus sekali dengan diapit oleh hamparan sawah hijau di kanan-kiri
sejauh mata memandang. Itulah jalan menuju Desa Asem nonggal, melewati Desa
Margantoko. Waktu survey awal, saya pikir desa itu sudah bagus kalau jalannya
aspal begini. Dan ternyata, jalan aspal mulus itu putus setelah ada semacam
gapura dari bambu yang menandakan perbatasan antara Desa Margantoko dan Desa
Asem Nonggal. Jalanan tanpa aspal itu berbatu dan berlumpur (jika hujan)
walaupun pemandangan sawah yang spektakuler masih tetap mengiringi perjalanan. Jarak
antara jalan besar ke Desa Asem Nonggal itu cukup jauh. Saya tidak ahli dalam
mengestimasi jarak, tapi saya perkirakan sekitar 1-2 km (lebih atau kurang
ya?).
jalan mulus beraspal, tapi terputus begitu masuk Desa Asem Nonggal |
Si model fotogenik :p |
Di Desa Asem Nonggal terdapat tiga sekolah dasar. Dari
beberapa kegiatan yang kami lakukan di SD di sana, setiap SD memiliki siswa
yang jumlahnya tidak sampai angka 40. Bahkan, di SD Asem Nonggal 2, kelas hanya
ada 2 yang setiap kelas diisi oleh 3 angkatan. SD Asem Nonggal 3 lebih parah
lagi, bangunannya ambruk sejak tahun 1987 (katanya), jadi siswa yang jumlahnya
tidak sampai 20 belajar bersama di teras semi outdoor dengan papan tulis yang
sudah bocel sana-sini.
SD Asem Nonggal 3 |
Tenaga guru di sana juga sangat minimal. Di SD Asem Nonggal
3, guru hanya datang seminggu dua kali, itupun jika cuaca sedang bagus. Kalau
hujan, bisa dipastikan tidak ada guru yang datang karena akses jalan ke SD Asem
Nonggal 3 sangat sulit. Jaraknya jauh dari pusat desa (baca: rumah pak klebun)
dan melewati banyak sawah dan banyak tambak dengan jalan yang offroad. Nih, foto perjalanan ke SD Asem Nonggal 3..
Yang saya kagumi, di tengah semua keterbatasan itu,
anak-anak di sana sangat antusias menerima materi. Hal itu paling saya rasakan
ketika kami mengadakan penyuluhan di SD Asem Nonggal 3, SD yang paling melas diantara tiga SD yang ada. Ketika
penyampaian materi, mereka lebih perhatian dan terlihat antusias menerima
materi, seakan mereka haus akan pengetahuan dan tidak peduli siapapun yang
menyampaikan.
Jika mengingat semua ini, saya merasa malu sekali. Bagaimana
bisa mereka yang penuh keterbatasan bersemangat sekali sekolah, sedangkan saya
yang sudah ada fasilitas dan tinggal memanfaatkannya suka bermalas-malasan,
bahkan fasilitas yang ada tergeletak begitu saja. Hmm, saya kalah jauh dengan
anak-anak kecil itu.
Oh ya, kabarnya SD Asem Nonggal 3 akan ditutup setelah siswa-siswanya lulus SD semua. Bahkan sekarang SD Asem Nonggal 3 sudah tidak menerima murid lagi. Hmmm, bagaimana nasib masa depan anak-anak kecil di sana, hanya Tuhan yang tahu.
Ini saya lampirkan beberapa foto lagi. Maaf tidak terlalu banyak foto karena saya belum dapat kumpulan foto lengkap dari kamera teman-teman. Yang saya tampilkan di sini hanya foto hasil jepretan ponsel saya, hehe..
SD Asem Nonggal 2 |
pemandangan dari pintu kelas SD Asem Nonggal 2. Mewah kan... :) |
para anak-anak hebat :') |
yang baju kuning itu, calon bunga desa yang selalu jadi sasaran foto teman-teman. |
Siswa Asem Nonggal 1, dari kelas 1 sampai kelas 6, berjumlah 35 orang! Amazing... |
Adek2,,,, kangeeennn ^__________^/
ReplyDeletesatu janji yang belum kutepati pada adik2 SD 3, main ke tambak bareng :'( hiks,, padal mereka ngajak ke tambak..
jauh tau nisaa..hehe..
DeleteLike this... ^^d
ReplyDelete