'Behind the Scene' di sini, menurut versi saya sendiri ya.. Bukan versi penulisnya. Jadi belum tentu yang saya tulis ini benar-benar menjadi 'landasan teori' cerita yang dibuat. Jujur saja, saya lebih suka novel terjemahan daripada novel lokal. Sekali lagi, saya menulis 'lebih suka', artinya bukan saya tidak suka novel lokal, hanya lebih suka saja pada novel terjemahan. Saya suka beberapa novel lokal. Tapi tidak sebanyak novel terjemahan yang saya suka.
Nah, lebih khusus lagi, novel terjemahan yang saya suka adalah yang ber-genre fantasi, bisa science fiction, dark fiction, atau apapun yang isinya banyak makhluk-makhluk mitologi atau hal-hal imajinatif lainnya. Jarang, kan, novel Indonesia yang mengangkat tema itu.
Yang saya suka dari novel-novel berjenis itu adalah biasanya makhluk-makhluk yang ada di dalamnya adalah makhluk yang ada di dongeng/legenda, yang tidak ada di legenda/dongeng Indonesia. Entah saya yang kurang gaul atau apa, makhluk mitos Indonesia yang saya tahu adalah sejenis Hanoman, Garuda, Naga, lalu apa lagi ya?? Saya coba googling dan menemukan yang lainnya, tapi saya tidak familiar (berarti saya kurang gaul). Singkat kata, dongeng-dongeng atau legenda Indonesia jarang 'diangkat' ke dalam sebuah novel dan dijadikan keren dan mengikuti zaman.
Nah, saya baru baca di sebuah forum dan ternyata dunia bawah tanah memang ada! Membaca artikel di situ, saya langsung ingat novel The Tunnels yang menceritakan tentang dunia bawah tanah yang diciptakan untuk menjaga dari kepunahan, yang pada akhirnya ada perang antara manusia bawah tanah dan manusia 'permukaan'.
Di Turki, ada sebuah kota kuno bawah tanah, namanya Derinkuyu. Kota ini tidak digunakan untuk tempat tinggal permanen, melainkan hanya sebagai tempat persembunyian sementara selama kota di permukaan diserang. Kota ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga puluhan ribu orang dapat hidup di bawah tanah, aman dari sebuan tentara selama berbulan-bulan. Maka, 'arsitek' Kota Derinkuyu memasukkan 50 lebih tabung ventilasi ke dalam rancangannya. Selain banyak sumuur, kota itu memiliki sungai bawah tanah alami untuk membantu memenuhi kebutuhan air warga. Derinkuyu mempunyai ruangan-ruangan yang mendukung kegiatan sehari-hari, seperti dapur, ruang makan, kedai minum, toko, bahkan sekolah. Ada akomodai untuk banyak keluarga juga ruangan untuk binatang peliharaan, kebun, dan makanan yang cukup untuk kurang lebih setengah tahun.
Nih, beberapa fotonya dari hasil googling :D
Nih, beberapa fotonya dari hasil googling :D
Wahh, hebat yaa.. Berarti cerita di novel The Tunnels dan novel-novel lain yang mengangkat kehidupan bawah tanah, ternyata memiliki dasar dari ceritanya. Maksud saya, ga yang tiba-tiba mengarang. Saya ingiiiin sekali bisa menulis cerita fiksi seperti itu. Mungkin saya harus lebih banyak membaca berita dan ensiklopedi yaa.. Hehehe..
Comments
Post a Comment