Chapter 2 - DON


Aku marah sekali. Benar-benar marah dengan ulah Luna mengikuti audisi untuk menjadi artis. Mungkin perasaanku ini lebih tepat disebut khawatir, bukan marah. Sudah bertahun-tahun aku dan Carla berbaur di dunia ini tanpa ada kecurigaan dari siapapun tentang identitas palsu kami. Bahkan, kami bertekad untuk membuat rantai keluarga baru yang lepas dari masa lalu kami dengan melahirkan Luna ke dunia. Tapi semua usaha kami itu bisa gagal begitu saja jika bertemu dengan orang yang salah. Orang yang mungkin saja akan kami temui jika kami terlalu menarik perhatian.

Aku sengaja tidak bekerja di luar rumah dan memanfaatkan kemampuanku memprediksi secara akurat untuk bekerja sebagai freelance penasihat keuangan perusahaan dan perorangan. Walaupun terkadang aku tetap harus membuat prediksiku salah, lagi-lagi supaya terlihat normal seperti manusia lainnya.  Semua itu aku lakukan demi keluarga kecil ini. Tapi ulah Luna kali ini bisa merusak segalanya.

Aku hampir saja lepas kendali tadi. Emosiku yang terlalu kuat bisa merusak keseimbangan dunia atas dan bawah. Hampir saja Luna melihat bayangan hitam yang mulai muncul sebagai akibat kecerobohanku tidak bisa mengendalikan amarahku tadi. Andai saja Carla tidak segera menenangkanku, rahasia kami berdua bisa terbongkar. Luna pasti merasa ketakutan sekali. Aku merasa perlu membuatnya ketakutan dan putus asa untuk meyakinkannya bahwa keputusannya mengikuti audisi adalah keputusan yang salah.

“Don, kau tenanglah. Kau harus mulai belajar mengendalikan emosimu. Ya, aku tahu kau sangat khawatir Luna merusak semua usaha kita selama ini, tapi bagaimanapun dia putri kita. Tidak baik kalau kau membuatnya ketakutan seperti itu,” kata Carla lembut padaku.

“Aku rasa aku perlu menakut-nakutinya, Car, supaya dia tidak lagi berani melanggar larangan kita. Ini semua aku lakukan demi kebaikan kita, terutama kebaikan Luna.”

Comments

Post a Comment